Fakta yang terjadi di negeri ini sekarang adalah
keberadaan segelintir makhluk di republik ini yang mencedrai cita-cita para
Founding Father. Yang mengubur hidup-hidup kepentingan bangsa. Yang menggadaikan idealisme semata. Semua itu tak lain dan tak bukan karena mengejar isi perut semata. Tak perlu
jauh-jauh kita menelusurinya karena kita sendiri setiap detik mencium sendiri
bau kentut itu. Betapa busuknya mereka yang menjual harapan suci rakyat dengan
Sekejab. Harapan yang pada mula-mula membuat kita merinding tatkala
mereka sebelum duduk di singgasana parlemen sudah mensyahadadkan dengan
lantang tepat di depan pantat kita "Jika saya menjadi maka saya akan
begini begitu". Harapan yang di harapkan menjadi "thoriq" yang akan mengangkat martabat bangsa ini.
Para mualaf politisi ini berikrar akan menjalankan rukun
keadilan, kemakmuran, kemandiran bahkan berkebudayaan. Namun itu semua tidak
berumur panjang. karena ternyata 'syahad" mereka bukan syahadad keimanan, melainkan syahadad
pura-pura yang berisi kebohongan semata yang di bungkus dengan kata-kata bijak,
ayat, data sebagai topeng untuk menutupi kebohongan. Namun anehnya dengan kesekian
kalinya kita masih sering dikelabui para penipu itu di periode selanjutnya. Dengan mudah kita melupakan seluruh perbuatann dzolimnya beberapa waktu yang lalu atau jangan-jangan kita telah membiarkannya lupa, pura-pura lupa dengan meretas syahadad kesucian yang telah di warisi oleh kakek nenek moyang kita sehingga yang terjadi kita tak mau peduli lagi belum lagi di tambah logistik yang telah membungkusi akal waras kita sebagai manusia. Lalu yang menjadi pertayaannlah adalah perlukah kita harapan itu jika kita sendiri menjual kewarasan itu dengan harga logistik bungkusan ??.. mari kita renungi bersama...............
No comments:
Post a Comment