Gerakan Literasi VS Gerakan Nobar
Menurut catatan literasi dunia negara kita berada di peringkat ke
60 dari 60 negara dalam hal gerakan literasi. Hal ini membuktikan betapa
minimnya minat baca masyarakat indonesia yang berjumlah kurang lebih 300 Juta
manusia saat ini. Padahal gerakan literasi sangatlah penting untuk suatu bangsa
sebagai modal untuk melahirkan manusia-manusia yang berkualitas. Untuk itu
segala cara telah di lakukan oleh para penggiat-penggiat literasi untuk
memperbaiki ketertinggalan indonesia dengan negara-negara lainnya. salah satu
caranya dengan membumikan selogan di berbagai media sosial bahwa “Literasi
penyelamat kebodohan”. Dengan cara ini diharapkan masyarakat tersadari dan
melek betapa pentingnya literasi bagi kehidupan. Sementara itu beberapa
inisiatif dari perpustakaan daerah saat ini yang bergerak ke berbagai tempat
yang sulit di akses juga mendorong masyarakat untuk membaca.
Namun disisi lain hal ini bertolak dari harapan para penggiat
literasi yang menyayangkan sikap pemerintah yang menggiring masyarakat Untuk
menonton bareng film G30SPKI di berbagai tempat. Padahal film sejarah ini masih
menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan sejarawan akan
keotentikannya. Dan gerakan nobar ini tidak membuat masyarakat semakin cerdas
mengenai sejarah justru mereka akan semakin kabur pengetahuannya bukan hanya
untuk generasi saat ini tetapi juga untuk generasi selanjutnya. Masyarakat telah
digiring kepada kebenaran yang masih kabur yang tentunya dengan menonton film
tanpa mengetahui sendiri sumber sumbernya akan memalaskan fikiran mereka untuk
berfikir. Padahal cara terbaik untuk mengetahui sejarah bukan dari sebuah film
melainkan dari membaca, karena film tidak akan pernah mencerminkan wajah asli
dari sumber aslinya apalagi mengingat film ini di buat ketika masa rezim
Soeharto yang cenderung membaca sejarah secara tunggal. Gerakan Literasi VS Gerakan Nobar
Menurut catatan literasi dunia negara kita berada di peringkat ke
60 dari 60 negara dalam hal gerakan literasi. Hal ini membuktikan betapa
minimnya minat baca masyarakat indonesia yang berjumlah kurang lebih 300 Juta
manusia saat ini. Padahal gerakan literasi sangatlah penting untuk suatu bangsa
sebagai modal untuk melahirkan manusia-manusia yang berkualitas. Untuk itu
segala cara telah di lakukan oleh para penggiat-penggiat literasi untuk
memperbaiki ketertinggalan indonesia dengan negara-negara lainnya. salah satu
caranya dengan membumikan selogan di berbagai media sosial bahwa “Literasi
penyelamat kebodohan”. Dengan cara ini diharapkan masyarakat tersadari dan
melek betapa pentingnya literasi bagi kehidupan. Sementara itu beberapa
inisiatif dari perpustakaan daerah saat ini yang bergerak ke berbagai tempat
yang sulit di akses juga mendorong masyarakat untuk membaca.
Namun disisi lain hal ini bertolak dari harapan para penggiat
literasi yang menyayangkan sikap pemerintah yang menggiring masyarakat Untuk
menonton bareng film G30SPKI di berbagai tempat. Padahal film sejarah ini masih
menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan sejarawan akan
keotentikannya. Dan gerakan nobar ini tidak membuat masyarakat semakin cerdas
mengenai sejarah justru mereka akan semakin kabur pengetahuannya bukan hanya
untuk generasi saat ini tetapi juga untuk generasi selanjutnya. Masyarakat telah
digiring kepada kebenaran yang masih kabur yang tentunya dengan menonton film
tanpa mengetahui sendiri sumber sumbernya akan memalaskan fikiran mereka untuk
berfikir. Padahal cara terbaik untuk mengetahui sejarah bukan dari sebuah film
melainkan dari membaca, karena film tidak akan pernah mencerminkan wajah asli
dari sumber aslinya apalagi mengingat film ini di buat ketika masa rezim
Soeharto yang cenderung membaca sejarah secara tunggal.
No comments:
Post a Comment