Sunday, 1 October 2017

Gerakan Literasi VS Gerakan Nobar

Gerakan Literasi VS Gerakan Nobar
Menurut catatan literasi dunia negara kita berada di peringkat ke 60 dari 60 negara dalam hal gerakan literasi. Hal ini membuktikan betapa minimnya minat baca masyarakat indonesia yang berjumlah kurang lebih 300 Juta manusia saat ini. Padahal gerakan literasi sangatlah penting untuk suatu bangsa sebagai modal untuk melahirkan manusia-manusia yang berkualitas. Untuk itu segala cara telah di lakukan oleh para penggiat-penggiat literasi untuk memperbaiki ketertinggalan indonesia dengan negara-negara lainnya. salah satu caranya dengan membumikan selogan di berbagai media sosial bahwa “Literasi penyelamat kebodohan”. Dengan cara ini diharapkan masyarakat tersadari dan melek betapa pentingnya literasi bagi kehidupan. Sementara itu beberapa inisiatif dari perpustakaan daerah saat ini yang bergerak ke berbagai tempat yang sulit di akses juga mendorong masyarakat untuk membaca.

Namun disisi lain hal ini bertolak dari harapan para penggiat literasi yang menyayangkan sikap pemerintah yang menggiring masyarakat Untuk menonton bareng film G30SPKI di berbagai tempat. Padahal film sejarah ini masih menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan sejarawan akan keotentikannya. Dan gerakan nobar ini tidak membuat masyarakat semakin cerdas mengenai sejarah justru mereka akan semakin kabur pengetahuannya bukan hanya untuk generasi saat ini tetapi juga untuk generasi selanjutnya. Masyarakat telah digiring kepada kebenaran yang masih kabur yang tentunya dengan menonton film tanpa mengetahui sendiri sumber sumbernya akan memalaskan fikiran mereka untuk berfikir. Padahal cara terbaik untuk mengetahui sejarah bukan dari sebuah film melainkan dari membaca, karena film tidak akan pernah mencerminkan wajah asli dari sumber aslinya apalagi mengingat film ini di buat ketika masa rezim Soeharto yang cenderung membaca sejarah secara tunggal.  Gerakan Literasi VS Gerakan Nobar
Menurut catatan literasi dunia negara kita berada di peringkat ke 60 dari 60 negara dalam hal gerakan literasi. Hal ini membuktikan betapa minimnya minat baca masyarakat indonesia yang berjumlah kurang lebih 300 Juta manusia saat ini. Padahal gerakan literasi sangatlah penting untuk suatu bangsa sebagai modal untuk melahirkan manusia-manusia yang berkualitas. Untuk itu segala cara telah di lakukan oleh para penggiat-penggiat literasi untuk memperbaiki ketertinggalan indonesia dengan negara-negara lainnya. salah satu caranya dengan membumikan selogan di berbagai media sosial bahwa “Literasi penyelamat kebodohan”. Dengan cara ini diharapkan masyarakat tersadari dan melek betapa pentingnya literasi bagi kehidupan. Sementara itu beberapa inisiatif dari perpustakaan daerah saat ini yang bergerak ke berbagai tempat yang sulit di akses juga mendorong masyarakat untuk membaca.
Namun disisi lain hal ini bertolak dari harapan para penggiat literasi yang menyayangkan sikap pemerintah yang menggiring masyarakat Untuk menonton bareng film G30SPKI di berbagai tempat. Padahal film sejarah ini masih menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan sejarawan akan keotentikannya. Dan gerakan nobar ini tidak membuat masyarakat semakin cerdas mengenai sejarah justru mereka akan semakin kabur pengetahuannya bukan hanya untuk generasi saat ini tetapi juga untuk generasi selanjutnya. Masyarakat telah digiring kepada kebenaran yang masih kabur yang tentunya dengan menonton film tanpa mengetahui sendiri sumber sumbernya akan memalaskan fikiran mereka untuk berfikir. Padahal cara terbaik untuk mengetahui sejarah bukan dari sebuah film melainkan dari membaca, karena film tidak akan pernah mencerminkan wajah asli dari sumber aslinya apalagi mengingat film ini di buat ketika masa rezim Soeharto yang cenderung membaca sejarah secara tunggal.  

No comments:

Post a Comment