Sumber gambar : https://metrosemarang.com/sering-dipakai-rapat-pki-gedung-si-merah-nyaris-dibakar-tentara-26328.
Pada bulan juli 1921 Tan hijrah ke Jawa, hal ini di dorong oleh rasa penasarannya mengenai organisasi sarekat islam yang dikenal anti penjajah yang membuming di seantaro tanah air.
Pada bulan juli 1921 Tan hijrah ke Jawa, hal ini di dorong oleh rasa penasarannya mengenai organisasi sarekat islam yang dikenal anti penjajah yang membuming di seantaro tanah air.
Yogyakarta, disinilah kota pertama yang
ia jejaki, dan di kota inilah ia bertemu dengan sang pemimpin sarekat islam itu
“Oemar Said”. Sewaktu kkongres Sarekat Islam di selenggarakan di Jogjakarta,
Tan di ajak oleh sahabat karibnya Soetopo ke kongres SI dan dikenalkannya
kepada pemimpin sarekat islam Oemar Said Tjokroaminoto. Dalam pertemuannya
dengan Tjokro ini, Tan menilai bahwa sewaktu dirinya pertama kali bertemu
dengannya ia sangat bersahaja dan mau menerima siapapun.
Hal itu terbukti dengan dipinang oleh
Tjokro untuk membantu pergerakannya dengan bersedia menjadi guru di cabang
Sarekat Islam Semarang. Tawaran Tjokro disambut baik oleh Tan, dan akhirnya ia
mulai merumuskan kurikulum sekolah yang disesuaikan dengan cita citanya.
Inisiatif Tan ini disambut baik oleh Semaun sebagai ketua SI Semarang, melalui
jalan rapat istimewa didirikanlah perguruan tinggi yang dicita citakan olehnya
hingga masyarakat sekitar lebih mengenalnya sebagai sekolah SI ala Tan Malaka.[1]
Saudara Pan Islamisme
Sarekat islam sebagai lokomotif dari
perjuangan rakyat pribumi yang dinahkodai oleh si Oemar Said, telah membawa
angin segar atas kepercayaan diri rakyat untuk sama sama tampil di atas
panggung perlawanan dalam melawan kapitalisme kolonial.
Jargon sama rata sama rasa yang didengung
dengungkan Tjorko dalam setiap perjalanan kampanye politiknya tidak sia sia,
Sarekat Islam semakin jaya tumbuh dan menjelma menjadi organisasi terbesar di
seluruh seantaro tanah air bahkan di kawasan Asia. Tjokroaminoto meyakini bahwa
dengan semangat islam, umat islam akan bersatu dan hal ini akan mempermudah
untuk meruntuhkan kekuasaan kolonial. nama Sarekat Islam kian membuming hingga
akhirnya membangunkan si Tan untuk ikut terlibat dalam perjuangan organisasi
ini. Disadari atau tidak dalam beberapa catatan sejarah dinyatakan bahwa
semangat Tjokroaminoto untuk mempersatukan umat islam terinspirasi dari
keberhasilan Pan Islamisme Turki yang berhasil membawa islam kepada
kejayaannya.[2]
Seperti yang dikatakan oleh korver, Tjokroaminoto menggangap Pan Islamisme
sebagai fokus perjuangan politik SI karena akan melahirka benih benih demokrasi
yaitu persamaan antar umat manusia.[3]
Jalan pemikiran Tjokroaminoto inilah yang
dianggap oleh Tan Malaka sebenarnya mempunyai kesamaan dengan komunisme yang
mempunyai tujuan yang sama untuk menghancurkan dunia kapitalisme karena ia
telah menginspirasi umat islam untuk terus melawan kolonial hindia belanda.[4]
Untuk itu ketika Internasionale komunis yang ke-4
tahun 1922:
“Pan-Islamisme adalah sebuah sejarah
yang panjang. Pertama saya akan berbicara tentang pengalaman
kita di Hindia Belanda dimana kita telah bekerja sama dengan kaum Islamis. Di
Jawa kita memiliki sebuah organisasi yang sangat besar dengan banyak petani yang
sangat miskin, yaitu Sarekat Islam. Antara tahun 1912 dan 1916 organisasi ini
memiliki sejuta anggota, mungkin sebanyak tiga atau empat juta. Itu adalah
sebuah gerakan popular yang sangat besar, yang timbul secara spontan dan sangat
revolusioner”.[5]
Dari pidato Tan Malaka tersebut sangat
jelas bagaimana Tan sangat apresisif sekali terhadap Pan-Islamisme yang mampu
menjadi motor pemersatu antara komunisme dan Islam. Untuk itu ia sangat menyesalkan sikap para pemuka PKI yang
cendrung menyerang Tjokroaminoto secara personal yang pada akhirnya menyebabkan
dilakukannya disiplin partai pada tahun 1921. Karena dalam kerangka berfikir
Tan Malaka, seharusnya gerakan Tjokroaminoto didukung bukan malah dimusuhi.
Dalam artian ini Tan Malaka malah mengkritik rekan-rekan komunisnya yang
dianggapnya bertindak gegabah dalam memaknai gerakan Pan Islamismenya
Tjokroaminoto. Apalagi dalam kurun waktu tersebut SI dan Tjokroaminoto pun
telah mengadopsi nilai-nilai komunisme dalam perjuangan pembebasan rakyat
jelata. Atas pemahaman inilah akhirnya keputusan Internasionale III yang
menentang “Pan Islamisme dan kecendrungan-kecendrungan serupa” dicabut.[6]
Menurut Anhar Gonggong, Tan Malaka adalah
tokoh yang dekat dengan Tjokroaminoto. Tan Malaka memiliki keyakinan yang sama
bahwa Islam adalah potensi besar untuk membawa kaum bumiputra menuju
kemerdekaan. Hal ini terbukti dengan pembentukan SI “merah” oleh Tan Malaka,
karena ia tidak ingin Islam dipertentangkan dengan komunisme. Karena
pemikirannya ini, dan juga ketidaksepahamannya untuk melakukan revolusi PKI
tahun 1926 menyebabkannya harus didepak dari PKI.[7]
[1] Tan Malaka, 2008, 93-94.
[2] Pan islamisme adalah sebuah paham yang mempercayai bahwa kemunduran
islam diakibatkan oleh lemahnya persatuan umat Islam untuk itu islam harus
bersatu pada melawan kekuatan asing. Selain itu campur tangan barat dalam
memecah belah umat islam sudah melampaui batas batas kemanusian. Paham ini di
pelopori oleh yang dipelopori oleh seorang muslim Revolusioner yaitu
Jalamaludin Al Afgani. Baca Harun Nasution, Pembaharu dalam Islam
Jakarta: Bulan bintang, 1957), 55. Atau baca
juga. Ahmad Mansur Surya negara, Api Sejarah (Bandung: PT. Gravindo
Media Utama, 2012), 332-334.
[3] A.P.E Korver, Sarekat Islam: Gerakan Ratu Adil ? (Jakarta: Grafiti
Pers, 1985), 240.
[4]Lihat pidato Tan Malaka dalam kongres
Internasionale tahun 1922 dalamhttp://www.marxists.org/indonesia/archive/malaka/1922-PanIslamisme.htm,
[5] Tempo, Tan Malaka Bapak Republik yang
Dilupakan (Jakarta: PT. Gramedia, 2010), 76.
[6] Bernad Dahm 1987, Seokarno dan Perjuangan Kemerdekaan Jakarta: LP3ES,
1987), 88.
[7] Yudomehendro dalam “ H.O.S Tjokroaminoto Tan Malaka Sosialis
Pendukung sosialis di posting pada februari 2011.
Terimakasih
ReplyDeleteLuar biasa sangat bermanfaat
ReplyDeleteTeladan
ReplyDeletealhamdulillah salam literasi
ReplyDeleteTerimakasih bung
ReplyDeleteTerimakasih bung
ReplyDeleteSama sama
ReplyDeleteTerimakasih bung
ReplyDeleteTerimksh mas
ReplyDeleteterimaksih
ReplyDeleteTerimaksih
ReplyDeleteThank a lot
ReplyDeleteSama sama
ReplyDeleteTerimakasih mas
ReplyDeleteSip tuan
ReplyDeleteTerimksh
ReplyDeleteTerimaksh
ReplyDeleteMantap
ReplyDeletesemoga bermanfaat
ReplyDeleteterimksh
ReplyDelete