Tuesday, 18 October 2016

" Sang Guru H.O.S Tjokroaminoto dalam Kemelut Konflik dengan Sang Murid "

Sebagai pemimpin SI kala itu, rumahnya sering disinggahi para pemudadan kebetulan rumahnya menjadi tempat kost bagi pelajar yang sedangmenyelesaikan studinya di Surabaya. Ia banyak memberikan kursus-kursus.Diantara murid-muridnya adalah Soekarno, S.M. Kartosoewirjo, AbikoesnoTjokrosoejoso, Hamka, Alimin, Moesso dan banyak lainnya.
Dalam setiap kesempatan Tjokroaminoto pergi mempropagandakanSarekat Islam, biasanya seorang atau dua diantara mereka ikut dibawa serta. Padakesempatan ini yang sering mendapat giliran adalah Ir. Soekarno dan adik beliausendiri yaitu Abikoesno Tjokrosoejoso[21]. Soekarno yang kelak menjadi PresidenRepublik Indonesia pertama bahkan pernah menjadi menantunya. Ia pernahmenikahi Siti Oetari, putri Tjokroaminoto, walaupun hanya dengan kawingantung.
Namun yang istimewa, murid-muridnya ini dalam perkembangannya justru saling berbeda dalam mengusung ideologi perjuangannya masing-masing.Soekarno menjadi seorang kampiun nasionalis, Alimin dan Moesso memilih komunis, dan Kartosoewirjo kelak menjadi pemimpin kaum fundamentalisIslam[22].
Soekarno menyerap kecerdasan Tjokroaminoto, terutama dari gayaberpidato. Pada masa kemerdekaan, Soekarno dikenal sebagai tokoh nasionalis,proklamator dan presiden R.I., Kartosuwiryo, juga pernah beberapa tahun tinggalbersama Tjokroaminoto. Setelah kemerdekaan, Kartosuwiro mendirikan DarulIslam sebagai perlawanan terhadap Soekarno. Musso-Alimin, dua tokoh PartaiKomunis Indonesia (PKI), juga merupakan murid beliau. Keduanya, Pada tahun1948 di Madiun, juga bertarung dengan Soekarno. Jadi pertarungan NasionalismeSukarno- Islam Kartosuwiryo-Komunis Musso/Alimin, adalah pertarungan antaramurid-murid Tjokro. Hal ini mengisyaratkan bahwa pemikiran Tjokroaminotodiinterpretasikan berbeda oleh para muridnya. Dalam beberapa hal, ide Tjokrolebih dimengerti Soekarno yang mengolahnya menjadi Nasakom, sebagailambang persatuan nasional[23].
Tjokroaminoto sendiri pernah terlibatkonflik dengan beberapa muridnya tersebut. Hal ini sejalan dengan semakindinamisnya dunia pergerakan waktu itu sehingga perbedaan pandangan amatmungkin terjadi. Beberapa muridnya melihat bahwa ide-ide beliau sudah tidak cukup relevan lagi dengan kondisi pada waktu itu. Hal ini berkaitan dengan’semangat zaman’ ditengah-tengah perjuangan nasional untuk merebutkemerdekaan (terlepas dari masih terbaginya wacana asosianis-penyatuan secarasejajar antara Belanda dengan Hindia yang berpemerintahan sendiri ataupemisahan secara tegas) banyak di antara tokoh-tokoh pergerakan yang tiba padakesimpulan kapitalisme-lah biang keladi terjadinya imperialisme, sehinggamereka mencari landasan ideologis yang sesuai dengan keyakinan perjuangannya masing-masing seperti Alimin dan Moesso yang menemukannya dalam komunisatau Soekarno yang hampir mirip dengan H. Misbach yang berusaha untuk mensitesiskan Islam dan komunisme[24].
Alimin-Moesso bersama Semaoen, Darsono, Misbach dan Mas Marcobersiteru dengan Tjokroaminoto yang disokong oleh Salim, Moeis, danSuryopranoto dalam kasus internal SI Semarang. Alimin-Moesso bersamakeempat rekannya tersebut yang mengkooptasi SI Semarang sehinggamenimbulkan perpecahan dan menciptakan faksi-faksi dalam tubuh SI, yaituantara SI Merah dan SI Putih. SI Merah inilah yang nantinya akan bertransformasimenjadi Partai Komunis Indonesia (selanjutnya disebut PKI). Mereka ber-enaminilah yang menjadi kader-kader awal dari Snevlieet, seorang sosialis radikal yangberasal dari Belanda. Ia-lah orang yang mendirikan ISDV, sebuah perkumpulanMarxis pertama di Hindia pada tahun 1914. Snevliet pula orang yangmenyebarkan ’virus’ sosialis dalam tubuh SI lewat doktrinasinya kepada Alimin-Moesso dkk. Ia dengan jeli melihat SI adalah organisasi rakyat yang memilikibasis massa yang demikian besar, oleh karena itu ia masuk dan menanamkanpengaruhnya dengan membangun blok komunis di tubuh SI[25].
Alimin dan Moesso tentu saja juga adalah ’murid’ Tjokrominoto. Sewaktudi Surabaya mereka pernah mondok di rumah Tjokroaminoto dan belajar banyak darinya. Mereka berdua adalah sahabat karib. Alimin sampai tahun 1918, meskitelah menjadi anggota ISDV tapi masih dianggap ’anak buahnya’Tjokroaminoto.Namun saat terjadinya perpecahan dalam tubuh SI ia berpaling pada pihak komunis. Sementara Moesso adalah seorang individu yang keras dan
bertemperamen tinggi. Awal perkenalan dan interaksinya dengan orang-orangkomunis banyak dilakukan sewaktu ia dipenjara dengan tuduhan terlibat dalam SISeksi B. Walaupun demikian Moesso tidak serta merta pro komunis. Dalamkonflik Semaoen-Darsono dengan Agus Salim-Abdul Moeis, ia masih dianggappro Tjokroaminoto. Namun kemudian ia malah berpihak pada komunis dan padatahun 1920 bersama Alimin, Semaoen, Darsono, Marco, dan Misbach mendirikanPKI. Moesso-lah orang yang paling bertanggung jawab terhadap pemberontakanPKI 1926/1927 dan kemudian diulanginya pada tahun 1948 di Madiun terhadappemerintah resmi yang dipimpin Soekarno. Ia kemudian tewas pada peristiwatersebut[26].
Peran mereka paling besar dalam konflik antara PKI dengan SI pimpinanTjokroaminoto adalah dalam pergolakan masyarakat Banten. Mereka berhasilmemprovokasi masyarakat Banten dan terutama SI Banten untuk menggantikedudukan Tjokroaminoto pada tahun 1923. Hal ini dianggap sebagai dampak dari ketidakmampuan SI dalam mengakomodir tantangan radikalisme masyarakatBanten pada waktu itu. Radikalisme masyarakat Banten yang berujung padapemberontakan itu dengan lihai berhasil ditunggangi oleh PKI. Selain itu, Alimindan Moesso juga pernah mengusulkan untuk mengubah nama SI menjadi SarekatHindia[27].
Menghadapi Alimin-Moesso beserta kompatriotnya di PKI,Tjokroaminoto cenderung bersikap lebih toleran ketimbang dua rekannya yaituSalim dan Moeis yang lebih keras dalam menanggapi konflik ini apalagi sudahmenyangkut prinsip. Bahkan Tjokroaminoto yang sampai dituduh menggelapkan uang CSI malah membalasnya dengan kebaikan pada pihak komunis.
Untuk mengakhiri konflik ini, walau sebenarnya hanya bersifat sementara,Tjokroaminoto dan SI-nya sepakat dengan kubu PKI untuk menyusun deklarasiyang dapat mengakomodasi kedua konsep masing-masing pihak yang selama inibertentangan yaitu antara Islam dan komunisme. Deklarasi ini menyatakan bahwaSI di satu pihak ’mendasarkan diri pada prinsip Islam dan mengakui Islam’. Dilain pihak juga menyatakan bahwa ’SI percaya kejahatan dominasi nasional danekonomi itu semata akibat kapitalisme Maka rakyat di koloni ini harus dibebaskandari kejahatan dan berjuang melawan kapitalisme. Jika dibutuhkan dengan tenagadan kemampuan terutama oleh persatuan serikat buruh dan tani.[28]
Namun ternyata setelah itu tetap saja infiltrasi komunis ke tubuh SIsemakin kuat hingga mengalami perpecahan. Dan hal itu kemudian menyadarkanTjokroaminoto untuk kemudian memperkuat basis organisasi. Pada kongres CSIdi madiun, pasca dibebaskannya Tjokroaminoto dari penjara, diputuskan untuk selanjutnya meningkatkan kualitas organisasi ke tingkat partai. Pergantian namamenjadi partai dirasakan dapat menciptakan organisasi yang berdisiplin, yangmungkin nuansa tersebut tidak terdapat dalam kata ’Sarekat’. Lagipula iniditujukan untuk mempersiapkan diri dan merapatkan barisan dalam menghadapipemerintah dan PKI, yang dalam hal ini telah lebih dahulu menyebut dirinyapartai. Jadi, untuk mempertahankan kepeloporannya dalam dunia pergerakandiubahlah nama Sarekat Islam (SI) menjadi Partai Sarekat Islam (selanjutnyadisebut PSI)[29].
 PKI sendiri pada akhirnya mengalami kelumpuhan pasca kegagalanmereka dalam pemberontakan yang dilakukan sekitar tahun 1926-1927.Kegagalan tersebut disebabkan pemberontakan terjadi secara terpisah-pisah dantidak terorganisir. Akibat pemberontakan tersebut pemerintah memiliki alasanyang kuat guna mengambil tindakan tegas yaitu beberapa orang dihukum mati,sekitar 1300 orang ditahan, 4500 orang dipenjarakan dan 1300 orang lainnyadibuang ke Boven digul, Irian Jaya. Alimin dan Moesso sendiri melarikan diri keSingapura untuk kemudian menyelundup kembali dan menghidupkan kembali sel-sel PKI sekitar tahun 1935[30].
Selama masa kehancurannya PKI absen dalam dunia pergerakan nasional.Selama itu pulalah selain SI, timbul kekuatan baru dalam pergerakan nasional.Tidaklagi mengusung ideologi
Pan Islamisme dan komunisme sepertipendahulunya, tapi nasionalisme yang berusaha melingkupi itu semua. Kali iniyang muncul adalah Soekarno, murid Tjokroaminoto yang paling berbakat.Periode ini nampaknya menjadi periode Soekarno, ia mulai menggantikanTjokroaminoto dan PKI sebagai bintang pergerakan. Dan Tjokroaminoto tentusaja adalah bapak asuh, guru, mertua sekaligus ’lawan setanding’ dari tokohpendiri PNI (Partai Nasional Indonesia) tersebut[31].
Selama kurun waktu 1905 sampai 1926 adalah tahun-tahunberkembangnya pergerakan kebangsaan. Pada masa-masa ini pula bermunculanideologi-ideologi yang menjadi dasar bagi perkembangan organisasi-organisasipergerakan. Cita-cita Pan Islamisme yang dibawa oleh SI ternyata tidak begitukuat. Demikian pula dengan ide sosialisme jelas mengalami kemunduran dengan hancurnya PKI. Setelah itu muncullah nasionalisme yang berusah membedakandirinya dengan paham-paham yang didasarkan atas agama dan sosialisme. Pahamini didasarkan atas keinginannya untuk mencapai emansipasi politik dengankekuatan sendiri, mengkampanyekan persatuan Indonesia, memperjuangkankesadaran nasional serta berusaha melepaskan Hindia dari dominasi imperialismedan kapitalisme Belanda. Gerakan ini di Belanda tumbuh di  Indische Vereeniging (IV) yang merupakan pendahulu dari Perhimpunan Indonesia (PI) dan diIndonesia berkembang di Perserikatan kemudian Partai Nasional Indonesia(selanjutnya disebut PNI). Yang pertama dipimpin oleh Hatta dan yang keduatentu saja Soekarno[32].
PSI sendiri dengan arus kebangkitan ideologi nasionalisme revolusioneryang berpusat disekeliling Soekarno, awalnya memperlihatkan sikap kerja sama. Persatuan ke arah kerja sama antara kelompok Islam dan nasionalis telahditempuh Tjokroaminoto. Soekarno dan Tjokroaminoto mencapai kesepakatanuntuk menggagas front bersama yang membedakan ’kaum sana’ (penjajah)dengan ’kaum sini’
(terjajah). Yang kemudian direalisasikan dalam bentuk sebuah federasi yang dikerjakan oleh Soekiman Wirjosandjoyo. Setelah melewatibeberapa kali rapat diantara kedua pihak maka pada tanggal 17 Desemberdibentuklah Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik KebangsaanIndonesia (selanjutnya disebut PPPKI). Federasi ini menghimpun 7 organisasipolitik terkemuka baik dari kooperasi maupun non-kooperasi. Organisasi initerdiri dari PNI, PSI, Boedi Oetomo, Pasundan, Sarekat Sumatera, Kaum Betawi, Indonesische Studie Club, dan tiga organisasi bergabung kemudian yaitu Sarekat Madura, Perserikatan Brebes, dan Tirtajasa Banten[33].
Perkembangan selanjutnya mulai menunjukkan indikasi ketidakharmonisan diantara dua organisasi tersebut. Ditandai dengan kebangkitanideologi nasionalisme sekuler. Ernest Renant-lah yang menjadi sumber inspirasibagi kaum nasionalis ini. Jalan pikiran tokoh-tokoh nasionalis berangkat dari tesisRenant mengenai bangsa sebagai ’Le desire d’etre ensemble’  atau keinginanuntuk bersatu. Namun, Soekarno tidak berhenti sampai disitu. Ia mulaimengungkit-ungkit tentang bumi Indonesia yang dianalogikannya sebagai ’ibuIndonesia’. Ia mengajak memperhambakan dan membudakkan diri pada ’ibuIndonesia’ dan memberikan kesetiaan yang tertinggi kepadanya. PemikiranSoekarno ini mengoreksi pendapat-pendapat yang mengatakan nasionalisme bisadidasarkan atas kesukuan (kaum nasionalis Jawa) atau agama. Dalam hal iniSoekarno jelas memposisikan negara seharusnya dipisahkan dari agama agarnegara nasional dapat tercapai[34].
Golongan nasionalis terus menyerang PSI yang mengusung ideologiIslam. Mereka bahkan mulai mengkritisi tentang hal-hal yang menurut umat Islamadalah sesuatu yang sakral. Misalnya saja dalam hal poligami. Golongannasionalis memandang poligami sebagai bentuk merendahkan perempuan, tidak sesuai dengan zaman dan sudah usang. Dalam kongres Pemuda Indonesia keduapada 24-28 Desember 1928 di Jakarta, Soekarno berpidato tentang emansipasi dan peranan perempuan dalam perjuangan nasional. Ia mengatakan gerakan-gerakanfeminis di Asia jauh tertinggal dibandingkan di negeri-negeri Barat[35].
Golongan nasionalis semakin agresif dalam mengembangkan gagasannya.Soekarno semakin sering mengutip tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia danmulai mengembangkan watak nasionalismenya yang anti Barat. Ia menyindir Pan Islamisme-nya PSI yang dikesankannya mengharapkan dukungan dari luar.Soekarno berpendapat bahwa ide tersebut haruslah dilaksanakan dengankemandirian sendiri tanpa bantuan dari pihak manapun yang menentang tujuanIndonesia merdeka[36].
Sementara itu, imbas dari ketegangan ini juga merembet sampai PPPKI(Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia).Tjokroaminoto dan Salim dituduh ingin menguasai PPPKI dan disebut sebagai’pengkhianat’. Maka kalau sampai usaha mereka ini berhasil maka pergerakannasional yang sedang dibangun akan hancur[37].
Tjokroaminoto yang pada awalnya terlihat diam mulai bangkit danmenyerang balik kelompok nasionalis yang dimotori oleh muridnya, Soekarno. Iamenyadari kini PSI telah mundur dibandingkan masa-masa sebelumnya dansekarang poularitasnya sedang digantikan oleh PNI. Di rapat internal PSI,Tjokroaminoto menuduh di antara organisasi-organisasi lainnya, PNI-lahorganisasi yang paling berbahaya dan berusaha menghancurkan PSI. PNI telahberusaha menarik para anggotanya dan karena itu Tjokroaminoto meminta anggotanya tidak meninggalkan PSI, apalagi memasuki organisasi yang tidak berazaskan Islam[38].
Kemudian PSI demi untuk mengakomodir dan menjaga agar nasionalismedan cinta tanah air tidak hanya diidentikkan dengan kaum nasionalisme sekuler,pada Kongres Nasional yang ke XIV di Jakarta pada Januari 1929 memutuskanuntuk mengubah namanya menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (selanjutnyadisebut PSII), walaupun warna Islamnya tetap dominan[39].
Kemudian di PPPKI, PSII mulai menunjukkan sikap tidak percayaterhadap kredibilitas federasi tersebut. Dalam Kongres Nasional XV diYogyakarta pada 24-27 Januari 1930, Soekiman yang merupakan penggagasPPPKI mengaku kecewa dengan federasi tersebut dan pemimpinnya dari golongannasionalis, karena itu ia meminta PSII untuk keluar saja dari PPPKI. Awalnyakeinginan Soekiman ini kontras dengan pendapat Tjokroaminoto yang berusahatetap meyakinkan kegunaan PPPKI tersebut. Namun, Tjokroaminoto yang melihatkinerja PPPKI semakin buruk ditambah permasalahan krusial yang sudah sejak lama yaitu Anggaran Dasar PPPKI yang menyatakan hanya menerima anggotayang berkebangsaan Indonesia saja dan tentu saja hal ini bertentangan denganazas PSII yang tidak hanya mendasarkan diri pada kebangsaan belaka tapipersaudaraan Islam tanpa dibatasi rasa kebangsaan. Maka pada akhirnya diambilkeputusan untuk mundur dari PPPKI oleh pimpinan PSII pada 28 Desember[40].

No comments:

Post a Comment