di bawah langit, manusia berfikir, bertindak seolah-olah seperti masa-masa lampau abad sebelum masehi. Abad jejak-jejak firaun sang penguasa, sang jelmaan simbol kejahatan bumi. Penindas, hamba syaitan, atau berperan menjadi aktor manusia yang jahat. Demi menjaga status quo agar kelanggengan tahta terus ia alihiri dari turunan ke turunan. Dari waktu ke waktu dari setiap kepala manusia ke kepala yang lainnya. para sihir dan tentara adalah media. Media yang membenarkan segala tindakan dan ucapan Fir'aun.
Disisi lain datanglah Musa sebagai tokoh juru selamat yang menentang kekuasaan firaun. Ia adalah komandan orator rakyat.
Waktu terus berjalan. Segala tindak tanduk manusia dari perpindahan zaman ke zaman tetaplah sama di bawah kolong langit.
Ada tokoh protagonis dan antagonis. Manusia jahat dan manusia baik. Manusia penindas dan yang di tindas. Yang membedakan hanyalah waktu dan tempat. Tapi pada esensinya sama pertarungan dan pertentangan protagonis dan antagonis terus akan terjadi. Karena di atas bumi. Manusia adalah aktor-aktor. Aktor dari media-media sebagai pemoles kebaikan. Orang jelek bisa baik karena polesan. Orang biasa bisa luar biasa karena polesan.
No comments:
Post a Comment